Jumat, 31 Juli 2009

Rotogravure

Kira – kira 2 bulan yg lalu aq dapat telephone dari HCD Bentoel Group di Malang tepatnya telephone panggilan Interview kerja (Gila….saking lamanya waktu Interview dengan waktu kirim lamaran sampai2 aku ngga ingat kapan ngelamarnya, kira2 seh 3 bulanan gitu….sempet kepikir klo ini telephone salah sambung) bisa dibilang ini adalah fase pemanasan sebelum interview yg sesungguhnya karena dalam percakapan kami di telephone kami sudah ngobrol Ngalor-Ngidul ngomongin masalah kerjaan (seputar desain lah pokoknya) padahal aq masih belum inget dibagian apa aq melamar.

Akhirnya sampailah pada pertanyaan2 mengenai teknik cetak-mencetak & beberapa pertanyaan sudah aq jawab dengan singkat, padat, jelas, dan terarah…hehehe keq ngisi soal ujian aj XD. Dan pada akhir percakapan kami, Bapak yg menginterview mengambil kesimpulan dari interview awalku “….OK berarti Anda sudah cukup mengerti ya tentang desain dan cetak mencetak flexography, Rotogravure, offset and bla…and bla…and bla…bla…bla……..besuk Anda bisa ke kantor kami? Kira2 jam 10-an gitu?..... ” Dan aq hanya menjawab YA ! padahal saat itu aq belum tau apa itu rotogravure & flexography !!!

Setelah telephone ditutup saat itu juga aq langsung googling dan berhasil menemukan si Roto & si Flexo….berikut penjelasannya: (lupa catet sumbernya)

Rotogravure dalam dunia grafika berarti cetak dalam. Atau dalam bahasa awam adalah teknologi cetak yang biasa digunakan untuk mencetak media yang terbuat dari bahan yang fleksibel (misalnya; berbagai jenis plastik, alumunium dan kertas serta PVC). Bahan yang akan dicetak adalah dalam bentuk rol atau gulungan. Hasil dari cetakan rotogravure tersebut tidak langsung dapat dinikmati oleh konsumen, tetapi harus melalui beberapa tahap, sbb (misalnya pembuatan kemasan makanan ringan anak-anak);

  1. Plastik hasil cetakan dilaminasi terlebih dahulu dengan menempatkan rol yang telah dicetak ke mesin laminasi, kemudian plastik rol tersebut dilapisi dengan bahan perekat dan ditempelkan ke media lain berupa "metalize" (campuran antara bahan plastik yang dilapisi dengan alumunium).
  2. Hasil rol yang telah dilaminasi kemudian dikeringkan terlebih dahulu.
  3. Rol yang telah dikeringkan kemudian dibawa ke mesin "slitter", untuk memotong gulungan panjang dan lebar menjadi ukuran tertentu sesuai dengan pesanan dari produsen makanan ringan tersebut.

Proses tersebut diatas hanya gambaran singkat saja, dibalik itu masih banyak sekali teknologi yang digunakan dalam dunia rotogravure untuk menghasilkan suatu kemasan. Mulai dari desain, pembuatan tabung silinder dari besi, pelapisan tembaga, pembuatan gambar diatas silinder besi yang telah dilapis tembaga, pelapisan chrome, pencetakan, inspeksi, laminasi, slitting (pemotongan), pembuatan kantong (kalau memang ordernya terkirim bentuk kantong) serta masih banyak lagi proses didalamnya.

Karena dalam prosesnya merubah bentuk bahan dasar menjadi bahan jadi, biasanya proses ini dinamakan proses "converting" atau dengan kata lain adalah "converting industry"

Adapun beberapa contoh sehari-hari dari hasil converting adalah, sebagai berikut;

1. Kemasan mi instan

2. Kemasan obat-obatan (selain kapsulnya dan syrup serta tetes mata)

3. Kemasan makanan ringan

4. Kemasan label botol air mineral dan air isotonik (dinamakan shrink label)

5. Tutup gelas minuman air mineral dll (lid cup)

Rotogravure dapat juga digunakan untuk memproduksi majalah, folding box, gift wrapp dan label minuman yang dengan peralatan khusus dapat dikerjakan in line. Kelebihan rotogravure dibandingkan dengan proses printing lainnya adalah dapat digunakan untuk mencetak dalam roll dengan lebar mulai dari 20 cm (labeling)hingga 1100 cm (floor vinyl) dengan panjang lebih dari 5000 mtr tergantung material yang digunakan. Demikian juga jenis material yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari plastik film 12mc hingga karton 320 gsm. Sedangkan kelemahan dari rotogravure adalah, kualitas gambar tidak setajam offset dan teks terbentuk dari susunan dot.

Sedangkan Flexography sampai detik ini masih belum nemuin :( …….